Monday, February 12, 2007

ESENSI HAK ASASI

Perdebatan seputar hak asasi manusia seolah-olah menghantam secara dahsyat reputasi Islam. Walaupun realitanya hanyalah manipulasi jargon yang diagung-agungkan. Fakta membuktikan bahwa propaganda hak asasi manusia bersifat utopia belaka. Kedok hak asasi yang didengungkan oleh dunia internasional hanyalah kelaliman dan tirani. Seperti maraknya free seks, diktatorisme, matrealisme dan hedonisme. Tidak ada norma dan etika yang mengakui tirani, tapi mau tidak mau tindakan kejam tersebut adalah sebuah keniscayaan yang lambat laun pasti digilas oleh seleksi alam.

Memang manfa'at utama hak asasi manusia tidak dimonopoli oleh satu agama saja, sebagaimana Islam memiliki orientasi universal dan komprehensif, seperti memuliakan harkat dan martabat manusia, memberikan lapangan pekerjaan dan hak hidup setiap warga negara. Syahdan, terpenuhinya kebutuhan makan dan terjaminnya kebebasan merupakan kewajiban setiap orang yang bertanggung jawab terhadap komunitas tertentu, mulai dari tingkat keluarga sampai negara, begitulah menurut kaca mata Islam. Setiap pemimpin seharusnya menunaikan kewajiban dan tugasnya sesuai dengan amanat yang diembannya. Dengan kata lain, tidak ada hubungan antara kepemimpinan dengan kesalehan ritual serta tindakan atas nama agama. Sebab esensi dari sebuah kepemimpinan adalah keadilan, transparansi, kebebasan dan mengayomi bawahannya.

Islam membawa spirit dan ajaran yang bersifat universal. Sebagai contoh perintah berwudlu’ sebelum solat, hal ini berarti bahwa hak harus dipenuhi sebelum kewajiban. Sebab pada dasarnya solat adalah kewajiban seseorang sedangkan wudlu’ merupakan hak yang diperoleh oleh setiap muslim, karena bersuci merupakan bagian dari iman. Membersihkan diri dari kotoran dan kuman tidak sama dengan wudlu’. Sebab wudlu’ berfungsi mensucikan badan tidak hanya membersihkannya. Wudlu’ menjaga setiap anggota tubuh dari polusi lahir dan batin. Dan masih banyak lagi kegiatan menyucikan diri, selain wudlu’ seperti bersuci dari hadats besar, haid dan sebagainya yang bermanfaat bagi kesehatan dan keimanan.

Rasulullah saw. bersabda "Inna libadanika 'alaika haqqan", sebuah anjuran agar manusia mengutamakan haknya untuk beristirahat, agar mampu meneruskan kembali aktifitasnya. Istirahat, menjaga diri dari penyakit dan rileks merupakan hak setiap manusia. Nabi saw. memerintahkan kepada kita untuk memberikan upah kepada pekerja sebelum kering keringatnya. Hal ini berarti Islam tidak mengkultuskan kaum borjuis, bangsawan, majikan dan atasan. Melainkan mendahulukan hak seorang hamba, fakir miskin, para pekerja, janda dan orang-orang lemah. Memerdekakan budak merupakan sangsi yang harus ditunaikan oleh orang yang melanggar sumpah. Islam juga menganjurkan untuk memberikan makanan di kala paceklik dan memperhatikan anak yatim. Dengan kata lain Islam menjunjung tinggi egaliter (kesetaraan) dan tidak hanya mengutamakan kesalehan ritual saja, melainkan juga kesalehan sosial.

Isu gender yang bergulir dewasa ini, sebenarnya didahului oleh Islam. sebab perempuan memiliki kedudukan setara dengan laki-laki, sebagaimana perempuan memiliki syariat secara independen. Seperti haid dan nifas yang tidak mungkin dialami oleh laki-laki. Bahkan Islam menempatkan surga dibawah telapak kaki Ibu.

Menghormati dan mencium tangan kedua orang tua walaupun berbeda agama merupakan anjuran Islam. Apabila orang tua berbuat semena-mena terhadap anaknya dan mengajaknya untuk mensekutukan Allah swt. seorang anak dilarang untuk mengejek dan memusuhi orang tuanya. Islam malah menganjurkan agar senantiasa bersikap mulia kepada keduanya.

Allah swt. menganjurkan kepada pihak yang kuat untuk melindungi yang lemah, dan orang yang lemah menerima pertolongan tersebut sebagai haknya bukan tuntutan terhadap orang yang lebih kuat. Sebagaimana hak seorang istri mendapat perlindungan dari suaminya. kedudukan kaum Adam di atas kaum Hawa bukanlah monopoli, melainkan hubungan simbiosis mutualisme. Sebab secara lahiriyah kaum Adam mendapatkan anugerah lebih dibanding dengan kaum Hawa.

Saidina Umar bin Khattab ra. menegaskan bahwa tanggung jawab dan kepedulian penguasa terhadap kemakmuran rakyatnya merupakan sebuah keharusan. Apabila penguasa tidak memperdulikan rakyat dan hanya memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau golongan berarti ia telah melakukan tindakan kriminal yang sangat kejam.

Hak hidup manusia dijamin oleh Islam. setiap manusia baik yang beragama atau tidak, dilindungi nyawa, harta dan kehormatannya. Merampas, mencuri, bersikap apriori, berbohong dan membunuh merupakan kejahatan yang menjadikan seseorang kehilangan identitas keimanannya. Walhasil Islam menganjurkan untuk memenuhi dan menjunjung tinggi hak asasi manusia sebelum membebani kewajiban terhadap mereka.

No comments: